Kepala Desa Mekarpura, Abdullah Sani mengatakan, di tahun 2021 ini program Dana Desa fokus penanganan Covid-19.
“Karena dianggarkan itu sampai 12 bulan kan, cuman kita tidak tau nanti apakah perubahan jumlah penerima, kadang-kadang kemaren di tengah perjalanan berubah ada penambahan lagi karena peningkatan kondisi, misalnya seperti PPKM level 2 ke level 3 dan sekarang ini kita sudah berada PPKM level 4,” katanya, Sabtu (29/8/2021).
Untuk program, katanya, pihaknya memilih tipe 2.
“Tapi kebanyakan dananya lari ke Covid-19. Memang rencananya ada satu kegiatan yang dianggarkan untuk hutan wisata, cuman kita tidak tahu kapan, apakah nanti bisa terealisasi pada saatnya nanti,” katanya.
Ditambah lagi, katanya, pengadaan posko induk di kecamatan, yang di desa.
“Jadi sepertinya itu hampir sebatas di situ saja uangnya itu, kalau nanti ada lagi perubahan berarti tidak terpakai lagi seperti tahun kemarin untuk fisik,” katanya.
Di tahun 2020, katanya, pihaknya hanya sempat melaksanakan satu program fisik yaitu perbaikan jalan masuk kuburan berupa semen jalan.
“Sebenarnya jalan masuk kuburan itu mau dibangun jalan paving, namun anggarannya tidak cukup. Dan kemudian, sebenarnya ada baiknya juga kalau yang diberikan bantuan langsung tunai itu, karena ketergantungan masyarakat ini dengan bantuan selama Covid-19 ini sepertinya sangat berharap sekali masyarakat. Memang ada dampak lain di sini yang mengakibatkan usaha masyarakat itu jalan saja tapi yang biasanya 100%, hanya 30% didapat contohnya seperti petani sawah, kalau sawah kan di musim-musim seperti ini kan tanam benihnya yang 4 bulan, benih itu dari tanam sampai bulan ke 3 sudah keliatan buahnya setelah bulan ke 4 habis buahnya,” katanya
Mungkin kendalanya, katanya, bisa hama, kemungkinan juga dampak dari tambang.
“Karena jalan tambangnya di atas, melintas ke desa dan di situ banyak sungai, terus sungainya terbendung lalu airnya itu turun ke jalan hingga airnya mengaliri sungai-sungai warga dan akibatnya airnya menjadi keruh sehingga kebun warga terendam di hutan sana juga pohon-pohonnya banyak yang mati, di sawah juga airnya menjadi keruh semua, kemudian sungai di mana-mana menjadi keruh dan airnya turun mengalir ke laut sehingga laut juga terdampak ditambah lagi debu batu baranya turun ke laut,” katanya.
Logikanya, kata Abdullah, mustahil kalau tidak menimbulkan dampak.
“Tapi ini hanya prediksi kita saja dan kita tidak bisa memastikannya, namun ini hanya dugaan saja dan kami juga tidak melarang orang yang bikin usaha karena banyak juga yang diuntungkan masyarakatnya,” katanya ngambang.
(Rahman)